Buku Besar (Dasar-Dasar Akuntansi)
A. PENGERTIAN
Buku Besar adalah buku yang berisi semua rekening-rekening
(kumpulan rekening) yang ada dalam laporan keuangan.
Buku ini mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada
masing-masing rekening dan pada akhir periode akan tampak saldo dari
rekening-rekening tersebut. Setiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal
akan diposting atau dipindahkan ke Buku Besar secara berkala.
B. BENTUK
Bentuk Akun Buku Besar yang sederhana adalah bentuk T,
sebagai berikut:
Buku Besar ……….. Buku Besar ………….
Debet Kredit Debet Kredit
Bentuk Akun Buku Besar T yang cukup lengkap berbentuk
sebagai berikut:
Nama
Rekening No.
………
Debet Kredit
Tgl.
|
Keterangan
|
Ref.
|
Jumlah
|
Tgl.
|
Keterangan
|
Ref.
|
Jumlah
|
Bagian Referensi mengacu pada pencatatan dalam jurnal yaitu
halaman jurnal pada saat transaksi dicatat.
Proses posting mengacu ke pencatatan Debet atau Kredit pada
jurnal yaitu bila dalam jurnal dicatat dalam sisi debet dari suatu perkiraan
tertentu maka dalam perkiraan Buku Besar untuk perkiraan yang sama juga harus
didebet.
C. CONTOH
Berdasar contoh jurnal pada BAB III dapat dilakukan posting
ke Buku Besar sebagai berikut:
Setelah seluruhnya diposting, masing-masing perkiraan dapat
dihitung saldonya dengan cara seperti contoh di atas.
Neraca Saldo (Dasar-Dasar Akuntansi)
A. PENGERTIAN
Neraca Saldo adalah daftar yang berisi kumpulan seluruh
rekening/perkiraan Buku Besar.
Neraca Saldo biasanya disiapkan pada akhir periode atau
dapat juga disiapkan kapan saja untuk memastikan keseimbangan Buku Besar. Untuk
menyiapkan Neraca Saldo, saldo tiap perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu.
B. FUNGSI
Neraca Saldo disusun untuk memastikan bahwa Buku Besar
secara matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa jumlah saldo-saldo debet
selalu sama dengan saldo-saldo kredit. Namun keseimbangan bukan berarti
catatan-catatan akuntansi benar-benar akurat.
C. BENTUK
NERACA SALDO
Nama Rekening
|
No. Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
Saldo setiap rekening disusun berurutan dari rekening Neraca
dan rekening Rugi Laba sebagai berikut:
- Aktiva Lancar
- Aktiva Tetap
- Aktiva Lain-lain
- Hutang Lancar
- Hutanng Tidak Lancar
- Ekuitas
- Pendapatan Operasi
- Pendapatan Non Operasi
- Beban Operasi
- Beban Non Operasi
D. CONTOH
Berdasar contoh Buku Besar pada BAB IV dapat disusun Neraca
Saldonya sebagai berikut:
NERACA SALDO
Nama Rekening
|
No. Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
Kas
|
356.250.000
|
-
|
|
Piutang
|
5.000.000
|
-
|
|
Kendaraan
|
150.000.000
|
-
|
|
Peralatan
|
50.000.000
|
||
Hutang
|
-
|
50.000.000
|
|
Modal
|
-
|
500.000.000
|
|
Pendapatan
|
13.000.000
|
||
Beban Telepon
|
1.000.000
|
-
|
|
Beban Asuransi
|
750.000
|
-
|
|
Saldo
|
563.000.000
|
563.000.000
|
Latihan 12
Berdasarkan soal latihan 11 pada BAB IV susunlah Neraca
Saldonya.
Jawab:
NERACA SALDO
Nama Rekening
|
No. Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
Jurnal (Dasar-Dasar Akuntansi)
A. PENGERTIAN
Jurnal adalah catatan sistematis dan kronologis dari
transaksi-transaksi keuangan dengan menyebutkan rekening yang akan didebet atau
dikredit disertai jumlahnya masing-masing dan referensinya.
B. FUNGSI
Jurnal bagi suatu perusahaan mempunyai fungsi sebagai
berikut:
- Fungsi Analisis
Yaitu untuk menentukan perkiraan yang di debet dan perkiraan
yang dikredit serta jumlahnya masing-masing.
- Fungsi Pencatatan
Yaitu untuk mencatat transaksi keuangan dalam kolom debet
dan kredit serta keterangan yang perlu
- Fungsi Historis
Yaitu untuk mencatat aktivitas perusahaan secara kronologis.
C. BENTUK
Bentuk jurnal adalah sebagai berikut:
Hal:….
Tanggal
|
Rekening & Keterangan
|
Referensi
|
Debet
|
Kredit
|
CONTOH
Berikut ini adalah contoh jurnal dari transaksi-transaksi:
- Pada tanggal 1 Januari 2002 Tuan Raka menyetorkan uang ke perusahaan sebesar Rp. 500.000.000,- sebagai setoran modal.
Tanggal
|
Rekening & Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
01-01-2002
|
Kas
Modal, Tn Raka
(setoran modal Tn Raka)
|
-
|
500.000.000
|
500.000.000
|
- Pada tanggal 5 Januari 2002 perusahaan membeli sebuah mobil seharga Rp. 150.000.000,- serta tunai.
Tanggal
|
Rekening & Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
05-01-2002
|
Kendaraan
Kas
(pembelian kendaraan)
|
-
|
150.000.000
|
150.000.000
|
- Pada tanggal 6 Januari 2002 membeli mesin fotokopi seharga Rp.50.000.000,- secara kredit.
Tanggal
|
Rekening & Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
06-01-2002
|
Peralatan
Hutang Dagang
(pembelian mesin foto kopi)
|
-
|
50.000.000
|
50.000.000
|
- Pada tanggal 15 Januari 2002 dibayar beban telepon sebesar Rp.1.000.000,-.
Tanggal
|
Rekening & Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
15-01-2002
|
Beban telepon
Kas
(membayar beban telepon)
|
-
|
1.000.000
|
1.000.000
|
- Pada tanggal 18 Januari 2002 diterima pendapatan dari jasa foto kopi sebesar Rp. 8.000.000,-.
Tanggal
|
Rekening & Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
18-01-2002
|
Kas
Pendapatan
(penerimaan pendapatan foto kopi)
|
-
|
8.000.000
|
8.000.000
|
- Pada tanggal 26 Januari 2002 dibayar asuransi sebesar Rp. 750.000,-.
Tanggal
|
Rekening & Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
20-01-2002
|
Beban Asuransi
Kas
(membayar beban asuransi)
|
-
|
750.000
|
750.000
|
- Pada tanggal 21 Januari 2002 perusahaan telah menyelesaikan jasa foto kopi sebesar Rp.5.000.000,- tetapi uangnya belum diterima
Tanggal
|
Rekening & Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
21-01-2002
|
Piutang
Pendapatan
(penerimaan pendapatan foto kopi)
|
-
|
5.000.000
|
5.000.000
|
Latihan 10
Buatlah jurnal untuk transaksi-transaksi berikut ini:
- Tanggal 5 Maret 2002 Tuan Rangga menyetorkan uang ke perusahaan sebesar Rp. 50.000.0000,- sebagai setoran modal.
- Tanggal 7 Maret 2002 dibeli perlengkapan sebesar Rp. 2.000.000,- secara tunai.
- Tanggal 15 Maret 2002 dibeli sebuah mobil seharga Rp. 90.000.000,- secara kredit dengan uang muka sebesar Rp. 10.000.000,-.
- Tanggal 17 Maret 2002 dibeli mesin fotokopi seharga Rp. 30.000.000,- tunai.
- Tanggal 20 Maret 2002 diterima pendapatan sebesar Rp. 15.000.000,-
- Tanggal 22 Maret 2002 dibayar beban telepon sebesar Rp. 500.000,-
- Tanggal 25 Maret 2002 dibayar angsuran pembelian mobil sebesar Rp.3.000.000,-
- Tanggal 26 Maret 2002 diterima pendapatan sebesar Rp. 10.000.000,-
- Tanggal 27 Maret 2002 dijual sebuah mesin fotokopi seharga Rp.25.000.000,- secara kredit.
- Tanggal 30 Maret 2002 dibayar gaji pegawai sebesar Rp.2.000.000,-
Jawab:
JURNAL
Tanggal
|
Rekening & Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
Neraca Lajur (Dasar-Dasar Akuntansi)
A. PENGERTIAN
Neraca Lajur adalah kertas kerja berkolom-kolom untuk
memudahkan dalam membuat penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan.
Neraca Lajur disusun dengan memindahkan data-data Neraca
Saldo dan Jurnal Penyesuaian..
B. BENTUK
Berikut ini adalah bentuk Neraca Lajur 10 (sepuluh) kolom.
NERACA LAJUR
Perkiraan
|
Neraca Saldo
|
Penyesuain
|
Neraca Saldo setelah Penyesuain
|
Rugi-Laba
|
Neraca
|
|||||
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
|
C. CONTOH
Berdasarkan contoh Neraca Saldo pada BAB V dan contoh jurnal
penyesuaian pada BAB VI dapat disusun Neraca Lajur sebagai berikut:
NERACA LAJUR
(Dalam Ribuan)
Perkiraan
|
Neraca Saldo
|
Penyesuain
|
Neraca Saldo setelah Penyesuain
|
Rugi-Laba
|
Neraca
|
|||||
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
|
Kas
|
356.250
|
356.250
|
356.250
|
|||||||
Piutang dagang
|
5.000
|
5.000
|
5.000
|
|||||||
Kendaraan
|
150.000
|
150.000
|
150.000
|
|||||||
Peralatan
|
50.000
|
50.000
|
50.000
|
|||||||
Hutang dagang
|
50.000
|
50.000
|
50.000
|
|||||||
Modal
|
500.000
|
500.000
|
500.000
|
|||||||
Pendapatan
|
13.000
|
600
|
500
|
12.900
|
12.900
|
|||||
Beban telepon
|
1.000
|
1.000
|
1.000
|
|||||||
Beban asuransi
|
750
|
500
|
250
|
250
|
||||||
563.000
|
563.000
|
|||||||||
Beban depresiasi
|
9.000
|
9.000
|
9.000
|
|||||||
Ak. Depr.
|
9.000
|
9.000
|
9.000
|
|||||||
Asuransi dibyr dimk
|
500
|
500
|
500
|
|||||||
Beban gaji
|
2.000
|
2.000
|
||||||||
Hutang gaji
|
2.000
|
2.000
|
2.000
|
2.000
|
||||||
Pendptan diterima dimk
|
600
|
600
|
600
|
|||||||
Piutang pendapatan
|
500
|
500
|
500
|
|||||||
12.250
|
12.250
|
574.500
|
574.500
|
12.250
|
12.900
|
650
|
||||
Laba
|
650
|
|||||||||
12.900
|
12.900
|
562.250
|
562.250
|
Latihan 14
Buatlah jurnal penyesuaian untuk transaksi-transaksi berikut
ini:
- Perusahaan telah membayar sewa gedung kantor untuk 3 tahun ini sebesar Rp 12.000.000;
- Perusahaan telah menyelesaikan pekerjaan perbaikan mobil senilai Rp 10.000.000; tetapi uangnya belum diterima.
- Asuransi yang telah jatuh tempo sebesar Rp 1.000.000; dari Rp 2.000.000;
- Perusahaan masih harus membayar gaji pegawai sebesar Rp 750.000;
- Sisa perlengkapan yang ada sebesar Rp 500.000;
- Beban depresiasi kendaraan sebesar Rp 1.000.000;
Jawab :
JURNAL PENYESUAIAN
Tanggal
|
Rekening
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
Berdasarkan data neraca saldo berikut ini dan jurnal
penyesuaian di atas buatlah neraca lajurnya!
NERACA LAJUR
(Dalam Ribuan)
Perkiraan
|
Neraca Saldo
|
Penyesuain
|
Neraca Saldo setelah Penyesuain
|
Rugi-Laba
|
Neraca
|
|||||
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
|
Kas
|
100.000
|
|||||||||
Piutang
|
50.000
|
|||||||||
Perlengkapan
|
1.000
|
|||||||||
Peralatan
|
75.000
|
|||||||||
Kendaraan
|
80.000
|
|||||||||
Hutang
|
80.000
|
|||||||||
Modal
|
200.000
|
|||||||||
Pendapatan
|
41.000
|
|||||||||
Beban telepon
|
500
|
|||||||||
Beban gaji
|
500
|
|||||||||
Beban Asuransi
|
2.000
|
|||||||||
Beban sewa
|
12.000
|
|||||||||
321.000
|
321.000
|
|||||||||
Laporan Keuangan (Dasar-Dasar Akuntansi)
A. TUJUAN
Berdasar Neraca Lajur dapat disusun laporan keuangan perusahaan.
Tujuan dari disusunnya laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan pemakaiannya.
Laporan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
B. LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan perusahaan terdiri dari :
- Laporan Laba Rugi
yaitu laporan mengenai pendapatan,
beban, dan laba atau rugi suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.
- Laporan Perubahan Modal
yaitu laporan yang menyajikan
perubahan modal karena penambahan dan pengurangan dari laba/rugi dan transaksi
pemilik.
- Neraca
yaitu laporan yang menggambarkan
posisi keuangan dari suatu perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban dan
ekuitas pada suatu saat tertentu.
- Laporan Arus Kas
yaitu laporan yang menggambarkan
penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Laporan Arus Kas
akan dibahas dalam bab tersendiri.
C. CONTOH
Berdasarkan contoh Neraca Lajur pada BAB VIII dapat disusun
laporan keuangan sebagai berikut:
Tn. RAKA
LAPORAN LABA RUGI
untuk periode yang berakhir 31 Desember 2002
Tn. RAKA
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Per 31 Desember 2002
Tn. RAKA
NERACA
Per 31 Desember 2002
AKTIVA
Aktiva Lancar:
Kas
Piutang dagang
Asuransi di bayar dimuka
Piutang Pendapatan
Aktiva Tetap:
Kendaraan 150.000.000
Ak. depr. Kendr 9.000.000
Peralatan
|
Rp. 356.250.000,-
5.000.000,-
500.000,-
500.000,-
Rp. 141.000.000,-
50.000.000,-
Rp. 553.250.000,-
|
HUTANG
Hutang Dagang
Hutang gaji
Pendapatan ditrm dimuka
MODAL
Modal Tn. Raka
|
Rp. 50.000.000,-
2.000.000,-
600.000,-
500.650.000,-
Rp. 553.250.000,-
|
Latihan 15
Berdasarkan data di bawah ini, susunlah Laporan Rugi Laba
untuk PT TAKSAKA periode 1 Januari 2002 sampai dengan 31 Desember 2002.
|
Rp. 75.000,-
Rp. 350.000,-
Rp. 4.000.000,-
Rp. 500.000,-
Rp. 200.000,-
Rp. 7.500.000,-
Rp. 125.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 300.000,-
Rp. 200.000,-
Rp. 250.000,-
Rp. 200.000,-
|
D. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS/MODAL
Latihan 16
Dengan menggunakan data Laporan Rugi Laba di atas susun
Laporan Perubahan Modal PT TAKSAKA per 31 Desember 2002 dengan asumsi Modal 1
Januari 2002 sebesar Rp. 1.200.000,- dan pengambilan oleh pemilik sebesar Rp.
300.000,-.
Latihan 17
Berdasarkan data di bawah ini dan data Laporan Perubahan
Modal dalam Latihan 16, susunlah Neraca untuk PT TAKSAKA per tanggal 31
Desember 2000.
Kas ……………………………………………………………
Hutang lancar ………………………………………………
Hutang pajak …………………………………………………
Asuransi dibayar di muka……………………………………
Peralatan ………………………………………………………
Kendaraan ……………………………………………………
Akumulasi penyusutan peralatan …………………………
Piutang …………………………………………………………
Akumulasi penyusutan kendaraan …………………………..
Sewa yang masih harus dibayar ……………………………
Perlengkapan kantor …………………………………………
|
Rp. 400.000,-
Rp. 350.000,-
Rp. 50.000,-
Rp. 130.000,-
Rp. 1.500.000,-
Rp. 1.200.000,-
Rp. 300.000,-
Rp. 460.000,-
Rp. 200.000,-
Rp. 200.000,-
Rp. 160.000
|
Jurnal Penutup dan Jurnal Pembalik (Dasar-Dasar
Akuntansi)
A. PENGERTIAN
Jurnal Penutup adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir
periode akuntansi untuk menutup rekening-rekening nominal/sementara.
Akibat penutupan ini maka rekening–rekening ini pada awal
periode akuntansi saldonya nol.
B. JURNAL PENUTUP
Terdapat 4 (empat) jurnal penutup yang harus dibuat yaitu:
- Menutup rekening Pendapatan
Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
Pendapatan
Ikhtisar Rugi/Laba
|
xxx
|
xxx
|
- Menutup rekening Beban
Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
Ikhtisar Rugi/Laba
Beban
|
xxx
|
xxx
|
- Menutup rekening Ikhtisar Rugi/Laba
Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
Ikhtisar Rugi/Laba
Modal
|
xxx
|
xxx
|
- Menutup rekening Prive
Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
Modal
Prive
|
xxx
|
xxx
|
C. CONTOH
Berikut adalah data laporan Rugi laba suatu perusahaan:
Pendapatan…………………………………………………….
Beban telepon……………………………………………
Beban asuransi……………………………………………
Beban depresiasi……………………………………………
Beban gaji..……………………………………………………
|
Rp. 12.900.000,-
Rp. 1.000.000,-
Rp. 250.000,-
Rp. 9.000.000,-
Rp. 2.000.000,-
|
Jurnal penutup yang harus dibuat pada akhir periode
akuntansi adalah sebagai berikut:
JURNAL PENUTUP
Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
Menutup Pendapatan:
Pendapatan
Ikhtisar Rugi/Laba
|
12.900.000
|
12.900.000
|
Menutup Beban:
Ikhtisar Rugi/Laba
Beban telepon
Beban asuransi
Beban depresiasi
Beban gaji
|
12.250.000
|
1.000.000
250.000
9.000.000
2.000.000
|
Menutup Ikhtisar Rugi/Laba:
Ikhtisar Rugi/Laba
Modal
|
650.000
|
650.000
|
Latihan 18
Buatlah jurnal penutup berdasarkan data-data sebagai
berikut:
Pendapatan ………………………………………………….
Beban telepon ………………………………………………
Beban asuransi………………………………………………
Beban depresiasi………………………………………………
Beban gaji …….………………………………………………
Beban perlengkapan…………………………………………
Prive…..……………………………………………………….
|
Rp. 20.000.000,-
Rp. 1.500.000,-
Rp. 1.000.000,-
Rp. 10.000.000,-
Rp. 4.000.000,-
Rp. 2.000.000,-
Rp. 5.000.000,-
|
Jawab:
JURNAL PENUTUP
Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
E. REVERSING ENTRIES (JURNAL BALIK)
Jurnal balik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode
sebagai kebalikan dari sebagian jurnal penyesuaian pada akhir periode
sebelumnya. Jurnal ini bersifat opsional namun jika dilakukan memberikan
manfaat. Tidak semua ayat jurnal penyesuaian dilakukan reversing entries.
Jurnal penyesuian yang dibalik adalah:
- Hutang biaya
- Piutang Pendapatan
- Pendapatan Diterima Dimuka jika digunakan pendekatan pendapatan
- Biaya Dibayar Dimuka jika digunakan pendekatan beban (biaya)
Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini disajikan ikhtisarnya
saja sebagai berikut:
No.
|
Jenis AJP
|
Ayat Jurnal Penyesuaian
|
Jurnal Balik
|
||||
1.
|
Hutang Biaya
|
Biaya Gaji
Hutang Gaji
|
100
|
100
|
Hutang Gaji
Biaya Gaji
|
100
|
100
|
2.
|
Piutang Bunga
|
Piutang Bunga
Pendapatan Bunga
|
150
|
150
|
Pendapatan Bunga
Piutang Bunga
|
150
|
150
|
3.
|
Pendapatan Diterima Dimuka
|
Pendapatan Tiket
Pendapatan Tiket DD
|
200
|
200
|
Pendapatan Tiket DD
Pendapatan Tiket
|
200
|
200
|
4.
|
Biaya Dibayar Dimuka
|
Sewa Dibayar Dimuka
Beban Sewa
|
900
|
900
|
Beban Sewa
Sewa Dibayar Dimuka
|
900
|
900
|
Akuntansi Hutang
- PENGERTIAN
Jika kita ingat kembali persamaan dasar akuntansi, sisi kiri
persamaan akuntansi adalah harta (aktiva) dan sisi kanan terdiri dari hutang
dan modal. Hutang menunjukkan besarnya kepentingan kreditur pada harta
perusahaan. Sementara itu modal menunjukkan besarnya kepentingan pemilik pada
harta perusahaan. Persamaan tersebut juga tergambar pada neraca yang memuat
harta, hutang dan modal.
Adanya hutang di neraca menunjukkan perusahaan pernah
menarik sumber daya yan digunakan dari kreditur. Pada bab ini akan dibicarakan
akuntansi atas kegiatan pendanaan yang berasal dari kreditur. Hutang
didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi di masa datang yang bersifat probable
yang timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk menyerahkan harta atau menyediakan jasa ke entitas lain di kemudian hari sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu. Dari definisi di atas dapat ditarik beberapa hal penting yaitu :
yang timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk menyerahkan harta atau menyediakan jasa ke entitas lain di kemudian hari sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu. Dari definisi di atas dapat ditarik beberapa hal penting yaitu :
- Hutang ini timbul dari transaksi atau kejadian masa lalu.
- Hutang harus melibatkan transfer asset atau penyediaan jasa dikemudian hari yang bersifat probable (hampir pasti).
- Hutang ini merupakan kewajiban dari suatu entitas.
- KLASIFIKASI HUTANG
Untuk tujuan pelaporan, hutang diklasifikasikan sebagai
hutang lancar dan hutang jangka panjang. Suatu hutang yang berasal dari
kegiatan operasional akan diklasifikasikan sebagai hutang lancar jika hutang
ini akan dilunasi dengan menggunakan harta lancar dalam satu tahun ke depan
atau dalam satu siklus operasi normal, yang mana yang lebih lama. Namun hutang
yang berasal dari pinjaman bank, atau pinjaman lainnya diklasifikasikan menurut
kriteria satu tahun. Suatu hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun sejak
tanggal neraca akan diklasifikasikan sebagai hutang lancar.
- PENGUKURAN HUTANG
Pengukuran merupakan proses pemberian atribut nilai pada
hutang. Atribut nilai yang diberikan pada hutang adalah nilai moneter. Namun
ternyata pengklasifikasian hutang menjadi lancar dan tidak lancar menjadi
pertimbangan dalam pengukuran hutang. Secara umum hutang akan diukur sebesar
nilai sekarang dari hutang tersebut yang merupakan jumlah uang yang harus
dibayarkan untuk melunasinya sekarang. Aturan ini lebih tepat untuk hutang
tidak lancar. Sementara itu hutang yang berasal dari kegiatan operasional
misalnya hutang gaji dan hutang usaha, umumnya hutang ini akan segera dilunasi
sehingga selisih antara nilai jatuh tempo dengan nilai sekarang hutang tersebut
tidak material. Oleh karena itu hutang yang berasal dari operasional umumnya
untuk tujuan praktis disajikan sebesar nilai jatuh temponya.
Untuk tujuan pengukuran, baik hutang lancar maupun tidak
lancar dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :
- Hutang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh dari hutang ini adalah nominal dari wesel atau obligasi.
- Hutang yang jumlahnya harus diestimasi. Dilihat dari kepastiannya, hutang ini pasti terjadi namun jumlahnya belum diketahui secara pasti. Hutang garansi merupakan contohnya.
- Hutang bersyarat (contingent liablility) yaitu suatu hutang yang akan muncul jika terjadi kejadian lain. Contohnya perusahaan dituntut dipengadilan oleh perusahaan lain. Perusahaan akan berkewajiban membayar uang jika pengadilan memenangkan perusahaan yang menuntut tersebut. Tingkat kemungkinan timbulnya hutang bersyarat dapat dibagi menjadi :
- Probable : Tingkat kemungkinannya sangat tinggi dan bahkan dapat dikatakan hampir pasti. Jika jumlah hutangnya dapat diestimasi dengan handal, maka hutang ini dicatat, jika jumlahnya sulit diestimasi maka keberadaan hutang ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
- Reasonable posible : Kemungkinan terjadinya 50% atau dapat terjadi dapat pula tidak. Jika kondisinya demikian cukup diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
- Remote : Kemungkinan terjadinya sangat kecil sehingga tidak perlu dicatat dan dilaporkan kecuali untuk hutang jaminan pembayaran hutang walaupun tingkat kemungkinan terjadinya kewajiban kecil tetapi harus diungkap dalam catatan atas laporan keuangan.
- AKUNTANSI HUTANG JANGKA PENDEK
Seperti telah dibahas pada bagian di atas, hutang jangka
pendek tidak perlu didiskontokan ke nilai sekarang. Yang termasuk hutang ini
adalah Hutang Usaha (Account Payable), serta berbagai hutang opersional
seperti hutang gaji, listrik, telepon, pajak dan sebagainya. Sementara itu
untuk hutang wesel, walaupun jangka pendek umumnya disajikan sebesar nilai
sekarangnya.
- Hutang operasional
No.
|
Jenis Hutang
|
Perlakuan
|
1.
|
Account Payable
|
Hutang ini dicatat jika hak kepemilikan barang sudah
berpindah kepada perusahaan. Dilihat dari jumlahnya, yang dicatat adalah
sebesar jumlah yang akan dibayar yaitu harga faktur.
|
2.
|
Hutang biaya
|
Dicatat manakala jasa sudah dikonsumsi dan sebesar jumlah
yang akan dibayar.
|
- Pinjaman jangka pendek
Perusahaan kadangkala menerbitkan sebuah promes atau janji
tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu. Dilihat dari ada atau
tidaknya tarip bunga yang harus dibayar, noters dapat dibagi menjadi hutang
wesel berbunga dan hutang wesel tak berbunga. Hutang wesel berbunga merupakan
hutang wesel yang penerbitannya disamping harus membayar nominal wesel juga
harus membayar bunga.
1) Hutang Wesel Berbunga (Interest Bearing Notes Payable)
Misalkan perusahaan pada tanggal 2 April 2004 perusahaan
menerbitkan sebuah promes nilai nominal Rp1.000.000,00 bunga 12% setahun yang
akan jatuh tempo 30 Juni 2004 sebagai pelunasan hutang usaha. Jurnal yang
dibuat pada tanggal 2 April adalah sebagai berikut :
2004
April 1
|
Hutang Usaha
|
1.000.000
|
|
Wesel Bayar/Hutang Wesel
|
1.000.000
|
Selanjutnya pada tanggal jatuh tempo (30 Juni 2004) jurnal
yang dibuat adalah
2004
Juni 30
|
Wesel Bayar/Hutang Wesel
|
1.000.000
|
|
Biaya Bunga
|
30.000
|
||
Kas
|
1.030.000
|
Bunga yang dibayar = 12% x 3/12 x Rp1.000.000,00 =
Rp30.000,00
2) Wesel Bayar Tak Berbunga secara eksplisit (Non
Interest Bearing Notes)
Dalam wesel tak berbunga, penerbit promes hanya membayar
nilai nominal, dengan demikian nilai nominal merupakan nilai pada saat jatuh
tempo. Untuk tujuan pengukuran, wesel tersebut didiskontokan dan jumlah
dilaporkan di neraca adalah sebesar nilai sekarang yaitu nilai nominal
dikurangi diskontonya. Nilai sekarang dari hutang wesel ini kadangkala mudah
diketahui, misalkan pada tanggal 30 Desember 2003 perusahaan menyerahkan wesel
tak berbunga nominal Rp100.000.000,00 kepada seorang kreditur untuk melunasi
hutang perusahaan kepadanya sebesar Rp90.000.000,00. Jika diserahkannya promes
(hutang wesel) tersebut adalah nilai hutang yang dilunasi yaitu
Rp90.000.000,00. Jatuh tempo wesel 30 Agustus 2004. Jurnal yang dibuat saat ini
adalah :
2004
April 1
|
Hutang Usaha
|
90.000.000
|
|
Diskon atas Wesel Bayar
|
10.000.000
|
||
Wesel Bayar/Hutang Wesel
|
100.000.000
|
Saldo rekening wesel bayar Rp100.000.000,00 dan saldo
discount atas hutang wesel Rp10.000.000,00 disajikan di neraca sebagai berikut
:
Hutang Lancar :
|
||
Hutang Wesel
|
100.000.000
|
|
Dikurangi : Diskon atas Hutang Wesel
|
10.000.000
|
90.000.000
|
Pada tanggal 30 Agustus 2004, pada saat membayar wesel
sebesar Rp100.000.000,00 perusahaan membuat dua jurnal sebagai berikut :
2004
Agustus 30
|
Hutang Wesel
|
100.000.000
|
|
Kas
|
100.000.000
|
||
Biaya Bunga
|
10.000.000
|
||
Diskon atas Wesel Bayar
|
10.000.000
|
- Hutang Lancar yang akan diganti dengan Hutang Jangka Panjang
Suatu hutang lancar kadangkala dapat dibiayai kembali
seperti diciptakan surat hutang baru sebagai pelunasan hutang pada saat jatuh
temponya nanti. Surat Hutang yang baru akan jatuh tempo melebihi setahun.
Dengan adanya tindakan ini maka perusahaan tidak akan membayar hutang dalam
waktu setahun yang akan datang. Dalam kondisi seperti ini tentu akan lebih
tepat jika hutang tersebut tidak diklasifikasikan sebagai hutang jangka pendek.
Namun terdapat syarat –syarat yang harus dipenuhi :
- Manajemen bermaksud merefinance hutang tersebut menjadi hutang jangka panjang.
- Manajemen harus dapat menunjukkan kemampuan merefinance hutang tersebut yang terbukti dengan :
- pelaksanaan refinace tersebut terjadi pada masa setelah tanggal neraca tetapi sebelum laporan keuangan diterbitkan
- mencapai kesepakatan yang kuat yang secara jelas yang memungkinkan refinance dengan dasar jangka panjang.
- Line of Credit
Perusahaan kadangkala mengadakan perjanjian dengan bank.
Bank akan memberikan pinjaman kepada perusahaan sewaktu-waktu membutuhkan.
Karena perjanjian ini sudah disetujui maka pada saat perusahaan menarik dana
dari Bank, perusahaan tidak perlu melalui proses yang panjang . Pengaruhnya
terhadap akuntansi adalah :
- Pada saat line of credit ditandatangani, perusahaan belum mencatat adanya hutang
- Jika perusahaan menarik uang dari bank, saat itu perusahaan mencatat hutang (lancar atau tidk lancar tergantung pada hutang tersebut kapan jatuh temponya).
- AKUNTANSI HUTANG JANGKA PANJANG
Hutang jangka panjang merupakan hutang yang jatuh tempo
melebihi satu tahun sejak tanggal neraca. Hutang ini dapat didukung dengan
penerbitan promes dan hutang seperti ini disebut hutang wesel jangka panjang.
Hutang jangka panjang dapat juga didukung dengan menerbitkan sertifikat yang
lazim disebut surat Obligasi. Karena akuntansi untuk hutang wesel jangka pendek
di atas hakekatnya sama dengan akuntansi hutang wesel jangka panjang, maka
berikut ini hanya akan dibahas hutang obligasi. Akuntansi untuk obligasi antara
lain terdiri dari saat penerbitan obligasi, saat pembayaran bunga dan
amortisasi premium atau diskon serta pelunasannya.
Misalkan pada tanggal 1 Maret 2003 perusahaan menerbitkan
obligasi nominal Rp1.000.000.000,00 dengan bunga 12% setahun yang dibayar setiap
tanggal 1 Maret dan 1 September. Harga jual obligasi Rp900.000.000,00. Jangka
waktu obligasi 5 tahun.
- Saat menerbitkan obligasi
2003
Maret 1
|
Kas
|
900.000.000
|
|
Disagio Obligasi
|
100.000.000
|
||
Hutang Obligasi
|
1.000.000.000
|
Hutang obligasi dicatat sebesar nilai nominal yaitu nilai
yang tercantum pada sertifikat obligasi. Selisih antara nilai nominal dengan
kas yang diterima dicatat sebagai diskon.
- Saat membayar bunga
2003
September 1
|
Biaya Bunga
|
60.000.000
|
|
Kas
|
60.000.000
|
Karena pada saat jatuh tempo perusahaan harus membayar
sebesar nilai jatuh tempo, maka rekening disagio harus diamortisasi dengan cara
mendebit rekening Biaya Bunga dan mengkredit rekening Disagio Obligasi. Jumlah
amortisasi dapat ditentukan dengan metode garis lurus atau metode lain. Jika
digunakan metode garis lurus, amortisasi disagio untuk 1 Maret s/d 1 September
adalah :
6/12 x (100.000.000/5) = Rp10.000.000,00 dan jurnal yang
dibuat adalah :
2003
September 1
|
Biaya Bunga
|
10.000.000
|
|
Disagio Obligasi
|
10.000.000
|
- Pada akhir tahun
Pada akhir tahun ada bunga yang belum dibayar selama 4 bulan
yaitu dari 1 September s/d 31 Desember 2003. Disamping itu amortisasi disagio
untuk masa itu juga perlu dilakukan. Untuk itu pada tanggal 31 Desember 2003
dibuat adjustment sebagai berikut :
2003
Desember 31
|
Biaya Bunga
|
46.666.666,67
|
|
Disagio Obligasi
|
6.666.666,67
|
||
Hutang Bunga
|
40.000.000,00
|
- Pada saat jatuh tempo
Jika amortisasi dilakukan secara konsisten, rekening disagio
pada tanggal jatuh tempo obligasi akan bersaldo Rp6.666.666,67 yaitu disagio
yang akan diamortisir untuk bulan Januari dan Pebruari 2008. Sementara itu
rekening Hutang Obligasi bersaldo kredit sebesar Rp1.000.000.000,00. Karena
jumlah yang dibayar sebesar Rp1.000.000.000,00 ditambah dengan bunga dari
September 2007 s/d Maret 2008 maka jurnal yang dibuat sat itu adalah :
2008
Maret 1
|
Biaya Bunga
|
23.333.333
|
|
Hutang Bunga
|
40.000.000
|
||
Hutang Obligasi
|
1.000.000.000
|
||
Disagio Obligasi
|
3.333.333
|
||
Kas
|
1.060.000.000
|
Pada tanggal tersebut hutang obligasi sudah lunas dan
rekening Hutang Obligasi bersaldo nol.
SOAL LATIHAN
Perusahaan pada tanggal 1 Oktober 2003 menyerahkan sebuah
promes nominal Rp10.000.000,00 bunga 12% setahun sebagai pelunasan atas hutang
usaha sebesar itu. Promes jatuh tempo pada tanggal 1 April 2004.
Diminta :
- Buat jurnal per 1 Oktober 2003
- Buat jurnal per 31 Desember 2003 dan 1 April 2004
Akuntansi Aktiva Tetap
- KLASIFIKASI
Aktiva tetap merupakan aktiva tidak lancar yang diperoleh
untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari
satu periode akuntansi serta tidak untuk diperjualbelikan dalam operasi normal
perusahaan. Aktiva operasi tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi: (1)
Aktiva Berwujud (tangible) dan (2) Aktiva Tak Berwujud (intangible).
- PENGELUARAN UNTUK AKTIVA TIDAK LANCAR
Pengeluaran untuk aktiva tidak lancar dapat dikelompokkan
menjadi:
- Pengeluaran pada waktu perolehan;
- Pengeluaran seteleh aktiva tersebut diperoleh yang dapat dirinci menjadi:
- Pengeluaran pendapatan yang lazim disebut revenue expenditure;
- Pengeluaran modal yang lazim disebut capital expenditure.
- PENCATATAN PEROLEHAN AKTIVA TIDAK LANCAR
Harta non current dapat diperoleh dengan berbagai cara,
antara lain:
- Diperoleh dengan harga lumpsump;
- Diperoleh dengan pembayaran berkala;
- Pembelian dengan cara leasing;
- Perolehan dengan trade-in
- Perolehan dengan menerbitkan surat berharga;
- Perolehan dari donasi; dan
- Dibangun sendiri.
D. PEROLEHAN SEKELOMPOK AKTIVA DENGAN HARGA LUMPSUM
Harga lumpsump adalah suatu harga untuk beberapa
aktiva. Sebagai contoh PT A membeli tanah, bangunan dan peralatan dengan harga
Rp $160,000. Harga ini harus dialokasikan kepada 3 jenis harta tersebut dengan
menggunakan perbandingan harga taksiran dari tanah, bangunan, dan peralatan.
Misalnya harta yang dibeli tersebut memiliki harga taksiran tanah $ 28,000,
bangunan $60,000, equipment $12,000, alokasi harga $160,000 tersebut adalah
sebagai berikut:
Jenis harta
|
Nilai Taksiran ($)
|
Perhitungan Alokasi
|
Jumlah Alokasi ($)
|
Tanah
|
28,000
|
28/100 x 160,000
|
44,800
|
Bangunan
|
60,000
|
60/100 x 160,000
|
96,000
|
Peralatan
|
12,000
|
12/100 x 160,000
|
19,200
|
Jumlah
|
100,000
|
160,000
|
Jurnal yang dibuat untuk mencatat
transaksi tersebut adalah:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2006
Jan 1
|
Tanah
Bangunan
Peralatan
Kas
|
44,800
96,000
19,200
|
160,000
|
- PEROLEHAN AKTIVA DENGAN PEMBAYARAN BERKALA
Jika statu harta tetap diperoleh dengan pembayaran difunda
atau secara angsuran, maka aktiva tersebut dicatat sebesar harga tunai aktiva
tersebut bukan jumlah dari pembayaran angsuran dan downpayment-nya. Ada
beberapa variasi yang mungkin timbul, seperti:
- Harga tunai diketahui;
- Harga tunai tidak diketahui.
Contoh: perusahaan pada tanggal 2 Januari 2006 membeli
sebuah aktiva yang harga tunainya adalah $100,000. Pada waktu itu dibayar uang
muka $35,000. sisanya akan dibayar dengan angsuran tengah tahunan sebesar
$5,000 ditambah bunga 10% dari hutang yang belum dibayar. Jurnal yang dibuat
selama tahun 2006 adalah sebagai berikut:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2006
Jan 2
|
Tanah
Kas
Hutang
|
100,000
|
35,000
65,000
|
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2006
Jun 30
|
Hutang
Biaya Bunga
Kas
|
5,000
3,250
|
8,250
|
- PENGGUNAAN AKTIVA TETAP
Jika suatu aktiva tetap dapat digunakan lebih dari satu
tahun maka aktiva tersebut bermanfaat untuk memperolah pendapatan selama
umurnya. Untuk menghubungkan cost aktiva tetap dengan revenue
yang diperoleh maka cost tersebut dicatat dan dilaporkan sebagai beban
pada tahun-tahun manfaatnya. Proses ini disebut depresiasi. Dengan demikian
depresiasi adalah alokasi secara sistematis dan rasional atas cost dari
aktiva tetap ke tahun-tahun manfaatnya.
Jurnal yang dibuat untuk melakukan depresiasi setiap
tahunnya adalah mendebet akun Beban Depresiasi dan mengkredit akun Akumulasi
Penyusutan. Misalkan untuk tahun 2005, perusahaan menyusutkan mesin sebesar $
5,000, maka jurnal yang dibuat adalah:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2005
Des 31
|
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
|
5,000
|
5,000
|
Karena setiap akhir tahun ada penyusutan, maka perkiraan
Akumulasi Penyusutan akan selalu bertambah sepanjang masa manfaat aktiva.
Depresiasi bukanlah teknik untuk
menilai aktiva tetap dan dengan melakukan depresiasi tidaklah otomatis
perusahaan menyisihkan uang untuk membeli aktiva tetap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
depresiasi adalah:
- cost dari aktiva tetap,
- umur ekonomis aktiva tetap,
- nilai residu, dan
- pola penggunaan aktiva tetap.
- METODE DEPRESIASI
Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu:
- Metode Garis Lurus
- Metode Saldo Menurun
- Metode Jumlah Angka Tahun
- Metode Unit Input
- Metode Unit Output
- Metode Garis Lurus
Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan
dua cara, yaitu:
- (cost-nilai residu) : umur
Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005
senilai Rp 16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa
Rp 1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut:
(16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00.
- Ditentukan % penyusutan, kemudian penyusutan tahunan diperoleh dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai berikut:
- Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 = 20%.
- Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 – 1.000.000) = Rp 3.000.000,00.
2. Metode Saldo Menurun
Pertama, tentukan prosentase penyusutan, biasanya dua kali
prosentase penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin
umurnya 5 tahun, maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% :
5 = 40%.
Setelah itu ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai
buku adalah saldo rekening aktiva tetap dikurangi dengan saldo rekening
akumulasi penyusutan. Untuk tahun pembelian, karena akumulasi penyusutannya
belum ada, maka nilai bukunya adalah sebesar harga perolehannya.
Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan
cara mengalikan % penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin
dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat
digunakan selama 5 tahun. Penyusutan tahun 2001, 2002, dan 2003 dapat dihitung
sebagai berikut:
Tarif/prosentase penyusutan = 2 x
(100% : 5) = 40%
Penyusutan tahun
2001 = 40% x Nilai Buku
=
40% x Rp 16.000.000
=
Rp 6.400.000
Penyusutan tahun
2002 = 40% x Nilai buku awal
tahun 2002
=
40% x (Rp 16.000.000 – Rp 6.400.000)
=
Rp 3.840.000
Penyusutan tahun
2003 = 40% x Nilai buku awal
tahun 2003
=
40% x (16.000.000 –6.400.000 – 3.840.000)
=
Rp 2.304.000
Penyusutan tahunan dapat dicari dengan rumus lain yaitu
menentukan Nilai Buku pada akhir tahun ke-n = cost x (1 – tarif)n
= Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) n
Nilai buku akhir tahun ke-3 = Rp 16.000.000 x
(1 – 0,4) 3
= Rp 16.000.000 x 0,216
= Rp 3.456.000,00.
Penyusutan tahun 2004 adalah 40% x Rp 3.456.000 = Rp
1.282.600,00.
- Metode Jumlah Angka-angka Tahun
Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka
tahun penggunaan. Jika umur aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun
penggunaannya adalah tahun ke 1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan
dijadikan penyebut. Sementara itu pembilangnya adalah sisa umur dari masing
awal tahun penggunaan. Pada awal penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh
karenanya pembilangnya adalah 5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal
tahun kedua sisa umurnya adalah empat tahun sehingga pembilangnya adalah 4.
Demikian seterusnya untuk tahun ketiga, keempat, dan seterusnya.
Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001
dengan harga Rp 16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp
1.000.000. Penyusutan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung
sebagai berikut:
Tahun ke
|
Perhitungan
|
Jumlah
|
1
|
5/15 (16.000.000 – 1.000.000)
|
5.000.000
|
2
|
4/15 (16.000.000 – 1.000.000)
|
4.000.000
|
3
|
3/15 (16.000.000 – 1.000.000)
|
3.000.000
|
4
|
2/15 (16.000.000 – 1.000.000)
|
2.000.000
|
5
|
1/15 (16.000.000 – 1.000.000)
|
1.000.000
|
- Metode Unit Input
Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan tahunan
digunakan jumlah input yang dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun
dibandingkan dengan taksiran input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai
aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2
Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama
100.000 jam dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan
selama 5.000 jam, maka penyusutan tahun 2001 adalah:
(5.000/100.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp
750.000
5. Metode Unit Output (Hasil)
Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan
menggunakan jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan
taksiran output (jumlah produk) yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap
tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001
dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan untuk membuat produk
sebanyak 200.000 unit dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001
digunakan selama 20.000 unit maka penyusutan tahun 2001 adalah:
(20.000/200.000)
x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 1.500.000
- PENGAFKIRAN AKTIVA TETAP
Aktiva kadangkala dibuang karena sudah tidak digunakan lagi,
misalkan sebuah mesin yang harga belinya Rp 6.000.000,00 sampai tanggal 1
Januari 2000 sudah disusutkan sebesar Rp 4.750.000,00. Penyusutan tahunannya Rp
600.000,00. Pada tanggal 24 Maret 2001 dibuang. Jurnal yang dibuat adalah:
- Menyusutkan untuk tahun 2001
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2001
Mar 24
|
Beban Penyusutan Mesin
Akumulasi Penyusutan Mesin
|
150.000
|
150.000
|
- Membuang aktiva tetap
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2001
Mar 24
|
Akumulasi Penyusutan Mesin
Kerugian Penghentian Mesin
Aktiva Tetap
|
4.900.000
1.100.000
|
6.000.000
|
- PENJUALAN AKTIVA TETAP
Sebuah mesin yang costnya Rp 10.000.000 dan sampai
dengan tanggal 31 Desember 2000 telah disusutkan sebesar Rp 7.750.000, pada
tanggal 2 Januari 2001 dijual. Buat jurnal jika harga jualnya adalah:
- Rp 2.250.000,00
- Rp 1.000.000,00
- Rp 3.000.000,00
No.
|
Keterangan
|
Dijual dengan harga
|
||
2.250.000
|
1.000.000
|
3.000.000
|
||
1
|
Cost aktiva tetap
|
10.000.000
|
10.000.000
|
10.000.000
|
2
|
Akumulasi penyusutan s.d saat penjualan
|
7.750.000
|
7.750.000
|
7.750.000
|
3
|
Nilai buku saat penjualan
|
2.250.000
|
2.250.000
|
2.250.000
|
4
|
Harga jual
|
2.250.000
|
1.000.000
|
3.000.000
|
5
|
Laba (rugi) (4 – 3)
|
0
|
(1.250.000)
|
750.000
|
Jurnal:
- Dijual dengan harga Rp 2.250.000,00
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2000
Jan 2
|
Kas
Akumulasi Penyusutan
Aktiva Tetap
|
2.250.000
7.750.000
|
10.000.000
|
- Dijual dengan harga Rp 1.000.000
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2000
Jan 2
|
Kas
Akumulasi Penyusutan
Kerugian Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva Tetap
|
1.000.000
7.750.000
1.250.000
|
10.000.000
|
- Dijual dengan harga Rp 3.000.000
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2000
Jan 2
|
Kas
Akumulasi Penyusutan
Laba Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva Tetap
|
3.000.000
7.750.000
|
750.000
10.000.000
|
- PERTUKARAN AKTIVA TETAP
Menurut paragraf 20 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat
diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap
yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam ini diukur pada
nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh yang mana yang lebih
andal, equivalent dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan
dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer. Dengan demikian
pertukaran aktiva tidak sejenis dapat mengakibatkan adanya laba atau rugi.
Menurut paragraf 21 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat
diperoleh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat
yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang serupa.
Jika aktiva lain seperti kas sebagai bagian dari transaksi pertukaran, ini
dapat mengindikasikan bahwa pos yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai
yang serupa. Berdasarkan paragraf 46 PSAK No. 16, pertukaran aktiva tetap
seperti disebutkan pada paragraf 21, biaya aktiva yang diperoleh sama dengan
jumlah tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak ada keuntungan atau kerugian
yang dihasilkan.
1. Pertukaran Aktiva Tak Sejenis
Sebuah mesin dengan cost Rp 4.000.000,00 yang telah
disusutkan Rp 3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga
pasarnya adalah Rp 5.000.000,00. Perusahaan harus membayar uang Rp
3,900.000,00. Jurnalnya:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Mesin (baru)
Akumulasi Penyusutan
Mesin (lama)
Kas
Laba Penukaran Aktiva Tetap
|
5.000.000
3.200.000
|
4.000.000
3.900.000
300.000
|
- Pertukaran Aktiva Sejenis
Sebuah mesin dengan cost Rp 7.000.000 yang telah disusutkan
Rp 4.600.000 ditukar dengan mesin baru sejenis yang dimiliki oleh suatu
perusahaan yang bergerak pada usaha yang sama. Jurnalnya:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Mesin (baru)
Akumulasi Penyusutan
Mesin (lama)
|
2.400.000
4.600.000
|
7.000.000
|
Jumlah sebesar Rp 2.400.000,00 yang dicatat sebagai harga
mesin baru merupakan nilai buku mesin yang diserahkan yaitu harga beli Rp
7.000.000,00 dikurangi dengan akumulasi penyusutan Rp 4.600.000,00.
SOAL LATIHAN
SOAL 1
Sebuah mesin dibeli pada tanggal 1 Januari 1999 dengan harga
Rp 32.000.000,00. Mesin ini ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun dengan
nilai sisa Rp 2.000.000,00.
Diminta:
- Tentukan besarnya penyusutan tahun 1999, 2000.
- Buat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan tahun 1999,2000.
- Tentukan nilai buku per 1 Januari 2001.
Jika Perusahaan menyusutkan mesin ini dengan (1) metode
garis lurus, dan (2) metode saldo menurun ganda.
SOAL 2
Sebuah mesin dengan cost Rp 10.000.000,00 yang telah
disusutkan Rp 3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya
adalah Rp 7.500.000,00. Buat jurnal jika perusahaan menyerahkan uang sebesar:
- Rp 200.000,00
- Rp 700.000,00
Artikel Terkait Dasar-Dasar Akuntansi
Pada
1:01 AM
Tanpa komentar
0 komentar untuk Dasar-Dasar Akuntansi